Auretté and The Polska Seeking Carnival (AATPSC) adalah band yang
memainkan musik pop melalui medium beragam instrumen musik folk.
Terdiri dari 6 orang dengan latar belakang dan selera musik yang
berbeda, AATPSC menjumput sedikit unsur dari berbagai musik seperti
pop, folk, swing, bahkan rock steady dan reggae, kemudian meramu
beragam unsur tersebut dalam satu jalinan musik yang utuh. Sebagian
besar instrumen musik yang dimainkan AATPSC adalah akustik elektrik
dan harus dimainkan secara ensemble, misalnya akordeon, ukulele,
gitar, trumpet dan trombone, hingga alat perkusi seperti conga dan
glockenspiel dan looping. Enam orang dengan latar belakang musik
berbeda, beragam unsur musik, dan berbagai instrumen musik folk ini
menjadikan musik yang dimainkan AATPSC memiliki keunikan tersendiri.
AATPSC terbentuk pada tahun 2012 di sebuah kampus kesenian di sisi
selatan Yogyakarta. Dua mahasiswa etnomusikologi Dhima Chistian Datu
(vokal, akordeon) dan Aurelia Marshal (ukulele, gitar) memutuskan
untuk membentuk sebuah grup musik, dengan mengajak teman satu jurusan
mereka Aris Setyawan (drum) dan teman di jurusan Musik Ahmad Mursid
(trumpet) dan Rian Hidayat (perkusi). Dimulailah proses kreatif band
ini dengan menjajal latihan di studio. Namun karena dirasa masih ada
kekosongan di departemen ritmis, Aris kemudian mengajak kenalannya,
seorang musisi jazz Danny Rachman (bass) untuk bergabung. Di kemudian
hari Bayu Atmojo (trombone) bergabung untuk melengkapi departemen
alat tiup.
AATPSC merilis debut albumnya pada tahun 2013 dalam dua format: kaset
pita seluloid (Tomat Records, JKT) dan cakram padat (rilis mandiri).
Dalam waktu singkat debut “Self Titled” tersebut habis di pasaran
dan mendapat respon positif dari berbagai pihak. Karena banyaknya
respon positif sementara album sudah terjual habis, beberapa waktu
kemudian akhirnya album debut tersebut kemudian dirilis ulang dalam
bentuk piringan hitam atau vinyl dan kaset (Elevation Records, JKT).
Bahkan karena permintaan masih tinggi, pada tahun 2014 Elevation
Records kembali merilis ulang album tersebut dengan tajuk “Redux”.
Setelah wara-wiri di berbagai panggung dan merilis album, AATPSC
mulai dikenal oleh khalayak penikmat musik. Respon berbagai media
terhadap AATPSC selalu positif. The Jakarta Post menyebut AATPSC
sebagai “...seven unassuming young men and women who carved their
own niche by playing music that is not only unique but also a
breakthrough in a scene...” BBC Indonesia menyatakan “AATPSC disambut baik oleh pendengar musik indie tanah
air, terima kasih kepada kemampuan mereka membawakan melodi-melodi
sirkus yang utopis.” South East Asia Indie (SEA Indie) mengulas
AATPSC “all the musical creativities have been crytalized into one
precious gem; a whimsical melodic and rhythmic style of European
music.” Sementara situs pemerhati musik indie Asia Tenggara The
Wknd menyebut musik AATPSC “sounds very français but very
nusantara at the same time, surprisingly.”
Meski sempat vakum selama kurang lebih dua tahun sejak awal 2014
hingga 2015, pada penghujung 2015 AATPSC memutuskan kembali bermusik
dengan menghelat pertunjukan bertajuk “Back To Wonderland” di
Yogyakarta. Pertunjukan sederhana yang ramai dihadiri para carnivalse
(julukan untuk pendengar musik AATPSC) tersebut menjadi semacam tanda
bahwa AATPSC siap untuk bermusik kembali, hadir di panggung, dan
menjalin nada dan irama dalam musik khas agar bisa dinikmati banyak
orang.
Pada tahun 2016 AATPSC kembali berkarya dengan merilis single baru
bertajuk Melerai Lara. Lagu tersebut dapat diunduh gratis di situs
ripstore.asia dan soundcloud.com/aatpsc. Pada tahun ini, Rian Hidayat
(perkusi) memutuskan untuk rehat dari kegiatan bermusik bersama
AATPSC dikarenakan kesibukannya di bidang bisnis. Maka AATPSC
melanjutkan kegiatan bermusiknya dengan 6 orang personil. Keenam
orang ini membawa nama AATPSC wara-wiri di berbagai panggung musik,
serta sibuk mengolah aransemen lagu baru untuk album kedua mereka.
Setelah melewati proses produksi yang cukup panjang, album kedua
tersebut bertajuk “Bloom” akhirnya dirilis pada Desember 2018.
No comments:
Post a Comment